By :
Karina Erlianti
Shinta Destiawan
Nurul Fitri Ramadhani
Arini Milati
Egie Andianty
Andika Wiratama
Karina Erlianti
Shinta Destiawan
Nurul Fitri Ramadhani
Arini Milati
Egie Andianty
Andika Wiratama
Identifikasi Plasmodium dengan Teknik
Pengecatan Giemsa
A.
TUJUAN
a. Untuk
mengamati dan memahami teknik pengecatan giemsa yang baik
b. Untuk
melakukan pengamatan plasmodium serta membedakan bentuk shizon, tropozit, dan
gamet dari masing-masing jenis plasmodium
B.
DASAR TEORI
Pewarnaan
Giemsa (Giemsa Stain) adalah teknik pewarnaan untuk
pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti malaria
yaitu Gustav Giemsa. Pewarnaan
ini digunakan untuk pemeriksaan sitogenetik dan untuk diagnosis histopatologis
parasit malaria dan parasit lainnya (1).
Prinsip dari
pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan
larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Pewarnaan
giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari sel
darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam darah.
Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk
identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne parasite) (2) .
Kelebihan
dari pewarnaan Giemsa ini adalah biaya
relatif murah (3) . Meskipun
demikian masih terdapat beberapa kendala dan keterbatasan, dengan tenaga
laboratorium yang berpengalaman sekalipun, memakan waktu dan membutuhkan upaya
yang intensif, terutama bila parasit sedikit atau tidak dijumpai di dalam
darah pada saat pemeriksaan (4)
.
Penyakit
malaria merupakan penyakit infeksi dengan kematian sekitar 1 juta orang/tahun.
Disebabkan oleh parasit jenis protozoa dari golongan/genus Plasmodium. Dari
genus Plamodium terdapat 4 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan
Plamodium ovale. Pada umumnya, Plasmodium falcifarum dan Plasmodium
vivax merupakan yang paling sering ditemukan. Sedangkan Plasmodium
malariae dan Plasmodium ovale dijumpai pada Indonesia bagian timur
seperti Papua, Maluku dan sekitarnya (5) .
Ada
beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat (5) .
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat (5) .
Malaria
vivax
Oleh
: Plasmodium vivax. Penyakit, malaria
vivax atau malaria tertiana benigna. Penyebaran,
didaerah tropik dan iklim dingin. Morfologi dan siklus hidup dalam tubuh
manusia. Stadium pra-eritrositer berlangsung
± 8 hari. Skizon hati berukuran 45 m,membentuk lebih dari 10.000 merozoit,
sporozoit, ada yang mengalami istirahat dalam sel hati (hipnozoit). Siklus eritrositer. Merozoit masuk eritrosit
muda,meneruskan siklus dalam eritrosit yang berlangsung 48 jam yang terjadi
secara sinkron. Parasit pada permulaan terbentuk cincin, besarnya ± 1/3 eritrosit, eritrosit yang dihinggapi
menjadi besar dan didalamnya timbul titik-titik Schuffneer. Trofozoit sangat
aktif terdapat pigmen (hemozin,yaitu suatu gabungan hematin dan protein),
berwana kuning tengguli. Skizon matang mengandung 12-24 merozoit. Gametogoni.
Merozoit setalah tumbuh menjadi trofozoit, kemudian dapat membentuk
makrogametosit dan mikrogametosit yang beebnetuk bulat atau lonjong. Dalam
tubuh nyamuk, terjadi pembiakan seksual dengan masa tunas ekstrinsik ± 14 hari.
Ooksita dalam nyamuk mempunyai 30-4- butir pigmen (6) .
Plasmodium vivax
- Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan hemoglobin.
- Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
- Tropozoit tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata.
- Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
- Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
- Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru. Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
- Terdapat bintik-bintik merah yang disebut titik Schuffner pada eritrosit yang terinfeksi parasit ini.
- Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan hemoglobin.
- Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
- Tropozoit tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata.
- Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
- Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
- Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru. Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
- Terdapat bintik-bintik merah yang disebut titik Schuffner pada eritrosit yang terinfeksi parasit ini.
Berikut bentuk – bentuk Plasmodium vivax dan
ciri-cirinya.
a. Bentuk cincin : 1. Ukuran 1/3 eritrosit, 2. Bentuk cincin tebal, 3.
Kromatin masa padat berbatas jelas, 4. Bentuk accole kadang – kadang, 5. Pigmen
tidak ada.
b. Bentuk Tropozoit : 1. Ukuran besar, 2. Bentuk sangat irregular, vakuola nyata, 3. Kromatin titik – titik atau benang – benang, 4. Pigmen halus, warna kuning coklat, 5. Penyebaran partikel halus, 6. Penyebaran tersebar.
c. Bentuk Skizon Imature : 1. Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit, 2. Bentuk sedikit amoeboid, 3. Kromatin banyak berupa masa ireguler, 4. Pigmen tersebar
d. Bentuk Skizon Mature : 1. Mengisi Eritrosit, 2. Bentuk bersegmen, 3. Merozoit 14 – 16, rata – rata 16, 4. Ukuran sedang, 5. Pigmen berkumpul ditengah ( kuning coklat )
e. Bentuk Mikrogametosit : 1. Waktu timbul 3 – 5 hari, 2. Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar 3. Bentuk bulat/ ovale dan padat, 4. Sitoplasma biru pucat, 5. Kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna, 6. Pigmen tersebar.
f. Bentuk Makrogametosit : 1. Waktu timbul 3 – 5 hari, 2. Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar, 3. Bentuk bulat/ovale dan padat, 4. Sitoplasma biru tua, 5. Kromatin merupakan massa padat di perifer, 6. Pigmen small round perifer (7).
b. Bentuk Tropozoit : 1. Ukuran besar, 2. Bentuk sangat irregular, vakuola nyata, 3. Kromatin titik – titik atau benang – benang, 4. Pigmen halus, warna kuning coklat, 5. Penyebaran partikel halus, 6. Penyebaran tersebar.
c. Bentuk Skizon Imature : 1. Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit, 2. Bentuk sedikit amoeboid, 3. Kromatin banyak berupa masa ireguler, 4. Pigmen tersebar
d. Bentuk Skizon Mature : 1. Mengisi Eritrosit, 2. Bentuk bersegmen, 3. Merozoit 14 – 16, rata – rata 16, 4. Ukuran sedang, 5. Pigmen berkumpul ditengah ( kuning coklat )
e. Bentuk Mikrogametosit : 1. Waktu timbul 3 – 5 hari, 2. Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar 3. Bentuk bulat/ ovale dan padat, 4. Sitoplasma biru pucat, 5. Kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna, 6. Pigmen tersebar.
f. Bentuk Makrogametosit : 1. Waktu timbul 3 – 5 hari, 2. Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar, 3. Bentuk bulat/ovale dan padat, 4. Sitoplasma biru tua, 5. Kromatin merupakan massa padat di perifer, 6. Pigmen small round perifer (7).
MAlARIA
FALCIPARUM
Oleh : Plasmodium falciparum
Penyakit,malaria tropika, malaria
falciparum, malaria subtertiana, malaria tertiana maligna. Penyebaran, terutama
di daerah tropik.
Morfologi dan
siklus hidup dalam tubuh manusia. Stadium pra-eritrositer berlangsung 6 hari. Skizon hati besarnya 60 m mengandung
+- 40.000 merozoit. Stadium di luar eritrosit sampai sekarang belum ditemukan,
relaps pada malaria tropika dianggap sebagai reduksen. Siklus dalam eritrosit
berlangsung 36-48 jam dan tidak sinkron. Eritrosit yang di hinggapi parasit
tidak membesar warnanya biru lembayung. Dalam eritrosit tampak titik-titik
Maurer. Bentuk cincin kecil ±2 m, bisanya besar jumlahnya. Sering terdapat
bentuk accole dan infeksi multipel, inti menonjol serta sering pula terdapat 2
inti pada sebuah cincin. Pada darah perifer biasanya hanya terdapat bentuk
cincin dan gametosit. Jika trofozoit membesa,eritrosit yang dihinggapi menjadi
lekat; akibatnya terbentuk sumbatan didalam kapiler alat-alat dalaman yang
aliran darahnya lambat. Oleh karena itu, bentuk trofozoit lanjut dan bentuk
skizon tidak terdapat dalam darah tepi, kecuali pada infeksi berat.Pigmen pada
Palsmodium falciparum cepat menggumpal walaupun skizon masih muda. Biasanya
skizon matang mengisi 2/3 eritrositnya dan mengandung 8-24 buah merozoit.
Gametogoni. Gametosit berbentuk pisang,makrogametosit lebih langsing daripada
mikrogametosit.
Dalam tubuh nyamuk Ookista dalam
nyamuk mengandung 10-12 butir pigmen. Masa tunas ekstrinsik berlangsung 12-14
hari.
Plasmodium falciparum
biasanya ditemukan pda :
-
Hanya bentuk tropozoit dan gametosit
pada darah tepi, kecuali pada kasus infeksi yang berat.
-
Schizogoni terjadi di dalam
kapiler organ dalam termasuk jantung.
-
Sedikit schizont di darah tepi,
terkait berat ringannya infeksi.
-
Schizont berisi merozoit berjumlah
16 – 20 buah.
-
Eritrosit yang terinfeksi tidak
mengalami pembesaran.
-
Bisa terjadi multiple infeksi
dalam eritrosit (ada lebih dari satu parasit dalam eritrosit), bentuk acolle
(inti menempel dinding eritrosit) dan spliting (inti parasit terpecah dua).
-
Gametosit berbentuk pisang,
makrogametosit inti kompak (mengumpul) biasanya di tengah sedangkan makrogametosit
intinya menyebar.
-
Sitoplasma eritrosit terdapat terdapat
bercak-bercak merah yang tidak teratur disebut titik Maurer.
Berikut bentuk – bentuk Plasmodium falciparum dan
ciri-cirinya.
a. Tropozoit muda : 1. Bentuk
cincin dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang halus, 2. Seringkala cincin
mempunyai 2 inti, 3. Banyak sekali cincin disertai tingkat parasit yang lebih
tua
b. Tropozoit Dewasa : 1. Vakuole cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada, 2. Parasit sangat kecil dan kompak, 3. Sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur. 4. Sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap kira – kira sebesar inti. 5. Biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk yang banyak jumlahnya.
c. Skizon muda : 1. Tingkat ini jarang terlihat dan biasanya bersama – sama dengan sejumlah besar tropozoit sedang berkembang. 2. Parasit sangat kecil dengan 2 inti atau lebih dan sedikit sekali sitoplasmanya sering berwarna pucat. 3. Pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lebih, padat dan berwarna gelap sekali.
d. Skizon dewasa : 1. Selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin 7 kali, 2. Biasanya mempunyai kira – kira 20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu kelompok kecil, pigmen yang berwarna gelap sekali.
e. Gametosit dewasa : 1. Bentuk pisang atau biji kacang kedele, 2. Pada bagian yang tebal dari sediaan, dapat berbentuk bulat, bujur telur atau kelihatan agak rusak, 3. Dapat bersama – sama bentuk cincin atau tanpa cincin.
b. Tropozoit Dewasa : 1. Vakuole cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada, 2. Parasit sangat kecil dan kompak, 3. Sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur. 4. Sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap kira – kira sebesar inti. 5. Biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk yang banyak jumlahnya.
c. Skizon muda : 1. Tingkat ini jarang terlihat dan biasanya bersama – sama dengan sejumlah besar tropozoit sedang berkembang. 2. Parasit sangat kecil dengan 2 inti atau lebih dan sedikit sekali sitoplasmanya sering berwarna pucat. 3. Pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lebih, padat dan berwarna gelap sekali.
d. Skizon dewasa : 1. Selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin 7 kali, 2. Biasanya mempunyai kira – kira 20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu kelompok kecil, pigmen yang berwarna gelap sekali.
e. Gametosit dewasa : 1. Bentuk pisang atau biji kacang kedele, 2. Pada bagian yang tebal dari sediaan, dapat berbentuk bulat, bujur telur atau kelihatan agak rusak, 3. Dapat bersama – sama bentuk cincin atau tanpa cincin.
Malaria
Malariae
Oleh : Plasmodium
Malariae
Penyakit :
menyebabkan malaria quartana, malaria malariae.
Penyebaran. Daerah tropik dan iklim
dingin tetapi dalm frekuensi rendah.
Siklus hidup dalam tubuh
manusia.Berlangsung 72 jam, terjadi secara sinkron. Eritrosit yang dihinggapi
parasit tidak membesar. Trofozoit tidak aktif dan sering berbetuk pita yang melintang
pada eritrosit. Pigmen kasar, berwarna tengguli hitam. Dalam skizon yang matang
pigmen terletak di tengah-tengah,dikelilingi 8-12 merozoit yang disebut bunga
seruni (daisy form, medeliefjesvorm). Gametosit berbentuk bulat, makrogametosit
sama besarnya dengan mikrogametosit. Dalam tubuh nyamuk terdpata 6-8 butir
pigmen dalam ooksita. Masa tunas ekstrisik berlangsung 5 minggu.
Berikut
bentuk – bentuk Plasmodium malariae dan ciri-cirinya :
a. Tropozoit muda : 1. Cincin lebih tebal dengan inti yang kasar dan sedikit sitoplasma yang biasanya tertutup tanpa vakuola, 2. Pigmen berbentuk lebih awal, 3. Praktis tingkat yang lebih tua selalu ada bersama cincin ini.
b. Tropozoit sedang berkembang : 1. Kecil, kompak, biasanya bulat, pigmen menjadi padat gelap dengan butir – butir agak kasar, sehingga kelihatan terbenam dalam pigmen, 2. Fase tropozoit ini langsung lama, jadi tingkat ini adalah yang paling lazim dan paling sering dijumpai.
c. Tropozoit dewasa : 1. Kompak, warna lebih tua dan ukuran lebih besar dari tingkat sebelumnya. 2. Pigmen yang kasar, coklat tua dan berlimpah, sering menutupi inti, 3. Sukar membedakannya dengan gametosit P. falciparum yang membulat atau dengan gametosit P. malariae.
d. Skizon muda :1. Sangat mirip P. vivax kecuali parasitnya yang lebih kecil, 2. Sering sangat kompak sehingga sulit mengenal susunan dalam dari parasit, 3. Biasanya bersama-sama dengan parasit tingkat lainnya, 4. Sukar dibedakan dengan skizon muda P.vivax.
e. Skizon tua : 1. Stadium yang kadang menjadi dalam sediaan darah tebal, 2. Dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanya bersama tropozoit atau skizon muda atau kedua-duanya.
f. Gametosit muda : 1. Pigmen padat dan gelap, lebih sering mengumpul kadang – kadang memancar, 2. Sama dengan P. vivax kecuali tidak begitu sering dijumpai, 3. Menyerupai tropozoit yang sehingga sulit untuk dibedakan.
g. Gametosit tua : 1. Biasanya jumlah sedikit dan agak kecil dari P. vivax, 2. Pigmen lebih kasar dan lebih gelap dan dapat menyerupai gametosit P. falciparum yang membulat.
a. Tropozoit muda : 1. Cincin lebih tebal dengan inti yang kasar dan sedikit sitoplasma yang biasanya tertutup tanpa vakuola, 2. Pigmen berbentuk lebih awal, 3. Praktis tingkat yang lebih tua selalu ada bersama cincin ini.
b. Tropozoit sedang berkembang : 1. Kecil, kompak, biasanya bulat, pigmen menjadi padat gelap dengan butir – butir agak kasar, sehingga kelihatan terbenam dalam pigmen, 2. Fase tropozoit ini langsung lama, jadi tingkat ini adalah yang paling lazim dan paling sering dijumpai.
c. Tropozoit dewasa : 1. Kompak, warna lebih tua dan ukuran lebih besar dari tingkat sebelumnya. 2. Pigmen yang kasar, coklat tua dan berlimpah, sering menutupi inti, 3. Sukar membedakannya dengan gametosit P. falciparum yang membulat atau dengan gametosit P. malariae.
d. Skizon muda :1. Sangat mirip P. vivax kecuali parasitnya yang lebih kecil, 2. Sering sangat kompak sehingga sulit mengenal susunan dalam dari parasit, 3. Biasanya bersama-sama dengan parasit tingkat lainnya, 4. Sukar dibedakan dengan skizon muda P.vivax.
e. Skizon tua : 1. Stadium yang kadang menjadi dalam sediaan darah tebal, 2. Dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanya bersama tropozoit atau skizon muda atau kedua-duanya.
f. Gametosit muda : 1. Pigmen padat dan gelap, lebih sering mengumpul kadang – kadang memancar, 2. Sama dengan P. vivax kecuali tidak begitu sering dijumpai, 3. Menyerupai tropozoit yang sehingga sulit untuk dibedakan.
g. Gametosit tua : 1. Biasanya jumlah sedikit dan agak kecil dari P. vivax, 2. Pigmen lebih kasar dan lebih gelap dan dapat menyerupai gametosit P. falciparum yang membulat.
MAlARIA
OVALE
Oleh Plasmodium Ovale
Penyakit malaria
ovale, malaria tertiana benigna ovale Siklus Hidup dalam eritrosit berlangsung
48 jam. Sebagian eritrosit yang dihinggapi parasit menjadi lonjing. Bintik
James tampak nyata. Trofozit tidak aktif. Ooksita dengan 15-30 butir pigmen (
Berikut bentuk – bentuk Plasmodium
ovale dan ciri-cirinya :
a. Bentuk Cincin : 1. Ukuran 1/3 eritrosit, 2. Bentuk cincin padat, 3. Kromatin massa padat berbatas tegas, 4. Bentuk accole tidak ada, 5. Pigmen pada stadium ini tidak ada.
b. Bentuk Tropozoit sedang berkembang : 1. Ukuran kecil, 2. Bentuk padat, vakuola tidak dikenal, 3. Kromatin mempunyai kelompok besar irregular, 4. Pigmen bentuk kasar, warna kuning coklat dan jumlahnya sedang, 5. Penyebaran parikel kasar tersebar.
c. Bentuk Skizon Imature : 1. Ukuran hampir mengisi eritrosit, 2. Bentuk berpigmen, 3. Merozoit 6-12, dan rata-rata 8, ukuran besar, 4. Pigmen terkumpul ditengah ( kuning coklat ).
d. Bentuk Mikrogametosit : 1. Waktu timbul 12 – 14 hari, 2. Jumlah dalam darah sedikit, 3. Ukuran besar eritrosit, berbentuk bulat padat, 4. Sitoplasma biru pucat, 5. Kromatin dan pigmen seperti P. vivax
e. Bentuk Makrogametosit : 1. Waktu timbul 12 – 14 hari, 2. Jumlah dalam darah sedikit, 3. Ukuran sebesar eritrosit berbentuk bulat padat, 4. Sitoplasma biru tua, 5. Kromatin dan pigmen seperti P. vivax
a. Bentuk Cincin : 1. Ukuran 1/3 eritrosit, 2. Bentuk cincin padat, 3. Kromatin massa padat berbatas tegas, 4. Bentuk accole tidak ada, 5. Pigmen pada stadium ini tidak ada.
b. Bentuk Tropozoit sedang berkembang : 1. Ukuran kecil, 2. Bentuk padat, vakuola tidak dikenal, 3. Kromatin mempunyai kelompok besar irregular, 4. Pigmen bentuk kasar, warna kuning coklat dan jumlahnya sedang, 5. Penyebaran parikel kasar tersebar.
c. Bentuk Skizon Imature : 1. Ukuran hampir mengisi eritrosit, 2. Bentuk berpigmen, 3. Merozoit 6-12, dan rata-rata 8, ukuran besar, 4. Pigmen terkumpul ditengah ( kuning coklat ).
d. Bentuk Mikrogametosit : 1. Waktu timbul 12 – 14 hari, 2. Jumlah dalam darah sedikit, 3. Ukuran besar eritrosit, berbentuk bulat padat, 4. Sitoplasma biru pucat, 5. Kromatin dan pigmen seperti P. vivax
e. Bentuk Makrogametosit : 1. Waktu timbul 12 – 14 hari, 2. Jumlah dalam darah sedikit, 3. Ukuran sebesar eritrosit berbentuk bulat padat, 4. Sitoplasma biru tua, 5. Kromatin dan pigmen seperti P. vivax
I. Cara
kerja
Dibuat sediaan apus darah tipis pada sebuah objek
↓
Digenangi sediaan apus darah tipis dengan larutan
giemsa yang diencerkan aquadest dengan perbandingan 1:4 ( 1bagian giemsa dengan
4 bagian air) ditunggu selama 15 menit.
↓
Dibilas dengan air mengalir, dikeringkan sisa air
dengan cara di angin-anginkan beberapa saat.
↓
Diamati dibawah mikroskop dan dibedakan bentuk
shizon, tropozoid, dan gamet pada masing-masing preparat.
II. Alat dan
Bahan
Alat :
1.
Mikroskop
Bahan :
1.
Plasmodium vivax
2.
Plasmodium falciparum
Cirinya
:
a. Vakuola
cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada
b. Parasit
sangat kecil dan kompak
c. Sitoplasma
biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur
d. Sebuah
inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap
kira- kira sebesar inti
e. Biasanya
hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk yang banyak
jumlahnya.
Cirinya gametosit
mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrrogametosit berinti besar dalam pewarnaan
Giemsa akan berwarna merah muda,sedangkan sitoplasma berwarna biru.
Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
Cirinya
: Gametosit berbentuk pisang, makrogametosit inti kompak (mengumpul) biasanya
di tengan makrogametosit intinya menyebar.
Cirinya
:
a. Ukuran
besar
b. Bentuk
sangat irregular, vakuola nyata
c. Kromatin
titik-titik atau benang- benang
d. Pigmen
halus, warna kuning coklat
e. Penyebaran
partikel halus
f. Penyebaran
tersebar.
Termasuk
bentuk skizon Mature :
a. Mengisi
eritrosit
b. Bentuk
bersegmen
c. Merozoit
14-16
d. Ukuran
sedang
e. Pigmen
berkumpul ditengah (kuning coklat).
Cirinya
:
a. Bentuk
pisang atau biji kacang kedele
b. Pada
bagian yang tebal dari sediaan, dapat berbentuk bulat, bujur telur atau kelihatan
agak rusak
c. Dapat
bersama-sama bentuk cincin atau tanpa cincin
F.
Pembahasan
Percobaan
kali ini bertujuan untuk mengamati dan memahami teknik pengecatan giemsa yang
baik serta melakukan pengamatan plasmodium dan dapat membedakan bentuk shizon,
tropozoit, dan gamet dari masing-masing jenis plasmodium. Pewarnaan giemsa
(giemsa stain) adalah teknik pewarnaan untuk pemeriksaan mikroskopis yang
namanya diambil dari seorang peneliti malaria yaitu gustav giemsa. Pewarnaan
ini digunakan untuk membedakan inti sel dan merfologi sitoplasma dari sel darah
merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam darah.
Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk
identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne parasite). Pada
percobaan ini tidak melakukan pengecatan giemsa karena keterbatasan waktu dan
infrastruktur, praktikan tidak mempraktikan metode pewarnaan giemsa namun hanya
mengamati sampel yang telah diwarnai dengan pewarnaan giemsa di bawah
mikroskop.
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh
parasit dari genus plasmodium. Ada empat jenis plasmodium yang dapat
menyebabkan malaria, yaitu plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 7-14
hari, plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-14 hari, plasmodium oval dengan
masa inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium malaria dengan masa inkubasi 7-30 hari.
Parasit-parasit tersebu ditularkan pada manusia melalui gigitan seekor nyamuk
dari genus anopheles. Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah
demam, anemia, panas dingin, dan keringat dingin. Untuk mendiagnosa seseorang
menderita malaria adalah dengan memeriksa ada tidaknya plasmodium pada sampel
darah. Namun yang seringkali ditemui dalam kasus penyakit malaria adalah
plasmodium falciparum dan plasmodium vivax.
Sediaan darah yang digunakan dalam identifikasi
plasmodium pada praktikum ini adalah sediaan apus darah tipis yang digenangi
dengan larutan giemsa yang telah diencerkan dengan aquades dengan perbandingan
1:4 kemudian dibilas dengan air setelah ditunggu selama 15 menit lalu
masing-masin preparat diamati dibawah mikroskop pada perbesaran 40 kali.
Ciri-ciri stadium dalam sediaan apus
darah tipis adalah :
Ø Tropozoit awal
a. Ukuran 1/5 dari eritrosit
b. Bentuk cincin sangat halus
c. Kromatin titik halus sering kali dua
d. Tidak
terdapat bentuk acole
e. Tidak
terdapat pigmen
Ø Tropozoit sedang berkembang
a. Jarang terlihat dalam darah perifer
b. Mempunyai ukuran kecil
c. Berbentuk padat
d. Vakuole tidak dikenal
e. Kromatin titik atau batang
f. Berpigmen bentuk kasar
Ø Skizon Imature (muda)
a. Jarang terlihat dalam darah perifer
b. Ukuran hampir mengisi eritrosit
c. Pigmen berkumpul ditengah
d. Kromatin ini banyak berupa massa ireguler
Ø Skizon matur (tua)
a. Jarang terlihat dalam darah perifier
b. Ukuran hampir mengisi eritrosit
c. Bentuk berpigmen
d. Pigmen berkumpul ditengah.
Ø Makrogametosit
a. Jumlah dalam darah banyak
b. Ukuran lebih besar daripada eritrosit
c. Bentuk bulan sabit ujung runang/ bulat
d. Sitoplasma biru tua
e. Kromatin granula padat dekat pusat
f. Pigmen granula hitam dan inti padat/bulat.
Ø Mikrogametosit
a.
Waktu
timbul 7 – 12 hari
b.
Jumlah
dalam darah banyak
c.
Ukuran
lebih besar daripada eritrosit
d.
Bentuk
seperti pisang
e.
Sitoplasma
biru kemerahan
f.
Kromatin
granula halus tersebar
g.
Pigmen
granula gelap tersebar
Dari
hasil perbandingan didapat bahwa terdapat kemiripan baik dari segi pengamatan
dibawah mikroskop (gambar) maupun daro segi deskripsi ciri-cirinya. Pada
percobaan ini dalam penggunaan pengecatan giemsa diterapkan pada olesan
spesimen lain. Digunakan untuk mengamati protozoa pada olesan darah, riketsia
didalam sel-sel tertentu dan nukleus pada bakteri.
Perbedaan stadium dengan plasmodium
Spesies
|
||||
Stadium
|
p.
falciparum
|
p.
malariae
|
p.
vivax
|
p.
ovale
|
Tropozoit
muda
|
Cincin
halus, infeksi mulripel, kromatin kecil 1-2 titik
|
Cincin
tebal, kromatin 1 titik
|
Cincin
tebal, tidak teratur, 1 kromatin titik
|
Cincin
tebal, kromatin 1 titik
|
Tropozoit
muda
|
Cincin
membesar, agar tidak teratur
|
Bulat,
kromatin di tengah, pita pigmen jelas
|
Tidak
teratur, amoeboid
|
Bulat,
kompak
|
Skizon
|
Berisi
8 – 23 merozoit
|
8
– 10 merozoit, tersusun roset pigmen di tengah
|
12
-18 merozoit, susunan tidak teratur
|
8
– 14 merozoit, susunan tidak teratur
|
Gametosit
|
Bentuk
bulan sabit, jantan agak kemerahan, kromatin difus; betina kebiru-biruan,
kromatin padat
|
Lonjong
atau ; bulat bentuk jantan kromatin difus
|
Lonjong
atau bulat jantan kromatin difus
|
Lonjong
atau bulat jantan kromatin difus
|
G.
Kesimpulan
1. Pengecatan teknik
giemsa yang baik dapat menghasilkan suatu hasil yang bagus
2. Mengentahui
perbedaan antara shizon, tropozoit, dan gamet dari masing-masing jenis
plasmodium
H.
DAFTAR
PUSTAKA
2.
Anonim,
available at http://cabogun.blogspot.com/2012/08/teknik-pewarnaan-giemsa.html 26 Oktober 2012
3.
Susanto
L.P. W,. Astuty H. Diagnosis of malaria by the rapid manual test. Med J Indones
1995;4:24-9
4.
Dachlan
YP. Imunodiagnosis penyakit malaria pada anak. Kumpulan naskah symposia.
Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak IX,
Semarang : BP UNDIP, 1993.h.55-68.
5.
Anonim,
available at http://percikcahaya.blogspot.com/2010/09/cara-menemukan-parasit-malaria.html akses tanggal 27 Oktober 2012
6.
Natadisastra,Djaenudin,
dan Ridad AGOES, 2005, Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ
Tubuh yang Diserang, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hal 224-229
7.
Anonim,
available at http://aakbandaaceh.wordpress.com/2011/12/04/cara-mudah-mengidentifikasi-parasit-malaria/ akses tanggal 28 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar