Minggu, 30 Desember 2012

Catatan akhir tahun


Detik berganti detik..
Menit berganti menit..
Jam berganti jam..
Hari berganti hari..
Minggu berganti minggu..
Bulan berganti bulan dan pada akhirnya tahun akan berganti tahun..
2013 ya 2013..
Begitu banyak pertanyaan yang dipertanyaan oleh hatinya. Apa yang sudah dia lakukan sampai dengan tahun ini ? entah entah. Dia takut untuk menjawab. Ah tidak.. mungkin lebih tepatnya ditak tau bagaimana harus menjawab. Sungguh miris..
Apakah dia harus ikut merayakannya ?
memainkan kembang api ?
dan membuat harapan-harapan baru ditahun yang baru ? entahlah.. mungkin saja iya. Mungkin.
Tapi bagaimana jika hatinya risau terus menerus mempertanyakan apa yang sudah dia lakukan hingga saat ini.
Apakah dia harus memikirkan sembari bermain kembang api dan meniup terompet ?
apakah sembari merayakannya dia berpikir ? atau apakah dia memikirkannya saat membuat harapan-harapan baru ? entahlah .. entahlah.. entahlah.. dia tak tau. Dia benar-benar tak tau. Sungguh malang bukan. Ahh sudahlah..
Apa yang sudah dia lakukan hingga saat ini tuhan ?
bisakah engkau menjawab pertanyaannya tuhan ?
apakah dia lebih  banyak mengecewakanmu tuhan ?
mungkin iya.. mungkin saja iya !
……..
……..

Laluu.. lalu apa ???
Lalu Untuk apa dia bertanya ?
untuk apa dia bertanya jika dia tahu apa yang harus dia lakukan. Untuk apa ??

Baiklah.. ok baiklah..
Selamat datang 2013!!
Selamat datang tahun baru !!
selamat datang perubahan untuk jiwa-jiwa suci !!
 selamat datang dikehidupan yang baru !!
semoga keberuntunga, kabaikan, kesuksesan selalu dan selalu berpihak kepada kita semua !!
Amin.. amin.. amin.. yaRabb J J

Jumat, 28 Desember 2012

Identifikasi Plasmodium dengan Teknik Pengecatan Giemsa



By :
Karina Erlianti
Shinta Destiawan
Nurul Fitri Ramadhani
Arini Milati
Egie Andianty
Andika Wiratama

Identifikasi Plasmodium dengan Teknik Pengecatan Giemsa

A.    TUJUAN
a.       Untuk mengamati dan memahami teknik pengecatan giemsa yang baik
b.      Untuk melakukan pengamatan plasmodium serta membedakan bentuk shizon, tropozit, dan gamet dari masing-masing jenis plasmodium
B.     DASAR TEORI
Pewarnaan Giemsa (Giemsa Stain) adalah teknik pewarnaan untuk pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti malaria yaitu Gustav Giemsa. Pewarnaan ini digunakan untuk pemeriksaan sitogenetik dan untuk diagnosis histopatologis parasit malaria dan parasit lainnya (1).
Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne parasite) (2) .
Kelebihan dari pewarnaan  Giemsa ini adalah biaya relatif murah (3) . Meskipun  demikian masih terdapat beberapa kendala dan keterbatasan, dengan tenaga laboratorium yang berpengalaman sekalipun, memakan waktu dan membutuhkan upaya yang intensif, terutama bila parasit sedikit atau tidak dijumpai di dalam darah  pada saat pemeriksaan (4) .
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi dengan kematian sekitar 1 juta orang/tahun. Disebabkan oleh parasit jenis protozoa dari golongan/genus Plasmodium. Dari genus Plamodium terdapat 4 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plamodium ovale. Pada umumnya, Plasmodium falcifarum dan Plasmodium vivax merupakan yang paling sering ditemukan. Sedangkan Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale dijumpai pada Indonesia bagian timur seperti Papua, Maluku dan sekitarnya (5) .
Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat (5) .
Malaria vivax
Oleh : Plasmodium vivax. Penyakit, malaria vivax atau malaria tertiana benigna. Penyebaran, didaerah tropik dan iklim dingin.  Morfologi dan siklus hidup dalam tubuh manusia. Stadium pra-eritrositer berlangsung  ± 8 hari. Skizon hati berukuran 45 m,membentuk lebih dari 10.000 merozoit, sporozoit, ada yang mengalami istirahat dalam sel hati (hipnozoit).  Siklus eritrositer. Merozoit masuk eritrosit muda,meneruskan siklus dalam eritrosit yang berlangsung 48 jam yang terjadi secara sinkron. Parasit pada permulaan terbentuk cincin, besarnya  ± 1/3 eritrosit, eritrosit yang dihinggapi menjadi besar dan didalamnya timbul titik-titik Schuffneer. Trofozoit sangat aktif terdapat pigmen (hemozin,yaitu suatu gabungan hematin dan protein), berwana kuning tengguli. Skizon matang mengandung 12-24 merozoit. Gametogoni. Merozoit setalah tumbuh menjadi trofozoit, kemudian dapat membentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang beebnetuk bulat atau lonjong. Dalam tubuh nyamuk, terjadi pembiakan seksual dengan masa tunas ekstrinsik ± 14 hari. Ooksita dalam nyamuk mempunyai 30-4- butir pigmen (6) .
Plasmodium vivax
- Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan hemoglobin.
- Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
- Tropozoit tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata.
- Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
- Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
- Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru. Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
- Terdapat bintik-bintik merah yang disebut titik Schuffner pada eritrosit yang terinfeksi parasit ini.
Berikut bentuk – bentuk Plasmodium vivax dan ciri-cirinya.                                  a. Bentuk cincin : 1. Ukuran 1/3 eritrosit, 2. Bentuk cincin tebal, 3. Kromatin masa padat berbatas jelas, 4. Bentuk accole kadang – kadang, 5. Pigmen tidak ada.
b. Bentuk Tropozoit : 1. Ukuran besar, 2. Bentuk sangat irregular, vakuola nyata, 3. Kromatin titik – titik atau benang – benang, 4. Pigmen halus, warna kuning coklat, 5. Penyebaran partikel halus, 6. Penyebaran tersebar.
c.  Bentuk Skizon Imature : 1. Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit, 2. Bentuk sedikit amoeboid, 3. Kromatin banyak berupa masa ireguler, 4. Pigmen tersebar
d. Bentuk Skizon Mature : 1. Mengisi Eritrosit, 2. Bentuk bersegmen, 3. Merozoit 14 – 16, rata – rata 16, 4. Ukuran sedang, 5. Pigmen berkumpul ditengah ( kuning coklat )
e. Bentuk Mikrogametosit : 1. Waktu timbul 3 – 5 hari, 2. Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar 3. Bentuk bulat/ ovale dan padat, 4. Sitoplasma biru pucat, 5. Kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna, 6. Pigmen tersebar.
f. Bentuk Makrogametosit : 1. Waktu timbul 3 – 5 hari, 2. Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar, 3. Bentuk bulat/ovale dan padat, 4. Sitoplasma biru tua, 5. Kromatin merupakan massa padat di perifer, 6. Pigmen small round perifer (7).

 

MAlARIA FALCIPARUM
Oleh : Plasmodium falciparum
Penyakit,malaria tropika, malaria falciparum, malaria subtertiana, malaria tertiana maligna. Penyebaran, terutama di daerah tropik.
Morfologi dan siklus hidup dalam tubuh manusia. Stadium pra-eritrositer berlangsung  6 hari. Skizon hati besarnya 60 m mengandung +- 40.000 merozoit. Stadium di luar eritrosit sampai sekarang belum ditemukan, relaps pada malaria tropika dianggap sebagai reduksen. Siklus dalam eritrosit berlangsung 36-48 jam dan tidak sinkron. Eritrosit yang di hinggapi parasit tidak membesar warnanya biru lembayung. Dalam eritrosit tampak titik-titik Maurer. Bentuk cincin kecil ±2 m, bisanya besar jumlahnya. Sering terdapat bentuk accole dan infeksi multipel, inti menonjol serta sering pula terdapat 2 inti pada sebuah cincin. Pada darah perifer biasanya hanya terdapat bentuk cincin dan gametosit. Jika trofozoit membesa,eritrosit yang dihinggapi menjadi lekat; akibatnya terbentuk sumbatan didalam kapiler alat-alat dalaman yang aliran darahnya lambat. Oleh karena itu, bentuk trofozoit lanjut dan bentuk skizon tidak terdapat dalam darah tepi, kecuali pada infeksi berat.Pigmen pada Palsmodium falciparum cepat menggumpal walaupun skizon masih muda. Biasanya skizon matang mengisi 2/3 eritrositnya dan mengandung 8-24 buah merozoit. Gametogoni. Gametosit berbentuk pisang,makrogametosit lebih langsing daripada mikrogametosit.
Dalam tubuh nyamuk Ookista dalam nyamuk mengandung 10-12 butir pigmen. Masa tunas ekstrinsik berlangsung 12-14 hari.
Plasmodium falciparum biasanya  ditemukan pda :
-          Hanya bentuk tropozoit dan gametosit pada darah tepi, kecuali pada kasus infeksi yang berat.
-           Schizogoni terjadi di dalam kapiler organ dalam termasuk jantung.
-           Sedikit schizont di darah tepi, terkait berat ringannya infeksi.
-           Schizont berisi merozoit berjumlah 16 – 20 buah.
-           Eritrosit yang terinfeksi tidak mengalami pembesaran.
-           Bisa terjadi multiple infeksi dalam eritrosit (ada lebih dari satu parasit dalam eritrosit), bentuk acolle (inti menempel dinding eritrosit) dan spliting (inti parasit terpecah dua).
-           Gametosit berbentuk pisang, makrogametosit inti kompak (mengumpul) biasanya di tengah sedangkan makrogametosit intinya menyebar.
-          Sitoplasma eritrosit terdapat terdapat bercak-bercak merah yang tidak teratur disebut titik Maurer.
Berikut bentuk – bentuk Plasmodium falciparum dan ciri-cirinya.
a. Tropozoit muda : 1. Bentuk cincin dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang halus, 2. Seringkala cincin mempunyai 2 inti, 3. Banyak sekali cincin disertai tingkat parasit yang lebih tua
b. Tropozoit Dewasa : 1. Vakuole cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada, 2. Parasit sangat kecil dan kompak, 3. Sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur. 4. Sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap kira – kira sebesar inti. 5. Biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk yang banyak jumlahnya.
c. Skizon muda : 1. Tingkat ini jarang terlihat dan biasanya bersama – sama dengan sejumlah besar tropozoit sedang berkembang. 2. Parasit sangat kecil dengan 2 inti atau lebih dan sedikit sekali sitoplasmanya sering berwarna pucat. 3. Pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lebih, padat dan berwarna gelap sekali.
d. Skizon dewasa : 1. Selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin 7 kali, 2. Biasanya mempunyai kira – kira 20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu kelompok kecil, pigmen yang berwarna gelap sekali.
e. Gametosit dewasa : 1. Bentuk pisang atau biji kacang kedele, 2. Pada bagian yang tebal dari sediaan, dapat berbentuk bulat, bujur telur atau kelihatan agak rusak, 3. Dapat bersama – sama bentuk cincin atau tanpa cincin.





Malaria Malariae
Oleh : Plasmodium Malariae
Penyakit :  menyebabkan malaria quartana, malaria malariae.
Penyebaran. Daerah tropik dan iklim dingin tetapi dalm frekuensi rendah.
Siklus hidup dalam tubuh manusia.Berlangsung 72 jam, terjadi secara sinkron. Eritrosit yang dihinggapi parasit tidak membesar. Trofozoit tidak aktif dan sering berbetuk pita yang melintang pada eritrosit. Pigmen kasar, berwarna tengguli hitam. Dalam skizon yang matang pigmen terletak di tengah-tengah,dikelilingi 8-12 merozoit yang disebut bunga seruni (daisy form, medeliefjesvorm). Gametosit berbentuk bulat, makrogametosit sama besarnya dengan mikrogametosit. Dalam tubuh nyamuk terdpata 6-8 butir pigmen dalam ooksita. Masa tunas ekstrisik berlangsung 5 minggu.

 Berikut bentuk – bentuk Plasmodium malariae dan ciri-cirinya :
a. Tropozoit muda : 1. Cincin lebih tebal dengan inti yang kasar dan sedikit sitoplasma yang biasanya tertutup tanpa vakuola, 2. Pigmen berbentuk lebih awal, 3. Praktis tingkat yang lebih tua selalu ada bersama cincin ini.
b. Tropozoit sedang berkembang : 1. Kecil, kompak, biasanya bulat, pigmen menjadi padat gelap dengan butir – butir agak kasar, sehingga kelihatan terbenam dalam pigmen, 2. Fase tropozoit ini langsung lama, jadi tingkat ini adalah yang paling lazim dan paling sering dijumpai.
c. Tropozoit dewasa : 1. Kompak, warna lebih tua dan ukuran lebih besar dari tingkat sebelumnya. 2. Pigmen yang kasar, coklat tua dan berlimpah, sering menutupi inti, 3. Sukar membedakannya dengan gametosit P. falciparum yang membulat atau dengan gametosit P. malariae.
d. Skizon muda :1. Sangat mirip P. vivax kecuali parasitnya yang lebih kecil, 2. Sering sangat kompak sehingga sulit mengenal susunan dalam dari parasit, 3. Biasanya bersama-sama dengan parasit tingkat lainnya, 4. Sukar dibedakan dengan skizon muda P.vivax.
e. Skizon tua : 1. Stadium yang kadang menjadi dalam sediaan darah tebal, 2. Dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanya bersama tropozoit atau skizon muda atau kedua-duanya.
f. Gametosit muda : 1. Pigmen padat dan gelap, lebih sering mengumpul kadang – kadang memancar, 2. Sama dengan P. vivax kecuali tidak begitu sering dijumpai, 3. Menyerupai tropozoit yang sehingga sulit untuk dibedakan.
g. Gametosit tua : 1. Biasanya jumlah sedikit dan agak kecil dari P. vivax, 2. Pigmen lebih kasar dan lebih gelap dan dapat menyerupai gametosit P. falciparum yang membulat.





MAlARIA OVALE
Oleh Plasmodium Ovale
Penyakit malaria ovale, malaria tertiana benigna ovale Siklus Hidup dalam eritrosit berlangsung 48 jam. Sebagian eritrosit yang dihinggapi parasit menjadi lonjing. Bintik James tampak nyata. Trofozit tidak aktif. Ooksita dengan 15-30 butir pigmen (
Berikut bentuk – bentuk Plasmodium ovale dan ciri-cirinya :
a. Bentuk Cincin : 1. Ukuran 1/3 eritrosit, 2. Bentuk cincin padat, 3. Kromatin massa padat berbatas tegas, 4. Bentuk accole tidak ada, 5. Pigmen pada stadium ini tidak ada.
b. Bentuk Tropozoit sedang berkembang : 1. Ukuran kecil, 2. Bentuk padat, vakuola tidak dikenal, 3. Kromatin mempunyai kelompok besar irregular, 4. Pigmen bentuk kasar, warna kuning coklat dan jumlahnya sedang, 5. Penyebaran parikel kasar tersebar.
c. Bentuk Skizon Imature : 1. Ukuran hampir mengisi eritrosit, 2. Bentuk berpigmen, 3. Merozoit 6-12, dan rata-rata 8, ukuran besar, 4. Pigmen terkumpul ditengah ( kuning coklat ).
d. Bentuk Mikrogametosit : 1. Waktu timbul 12 – 14 hari, 2. Jumlah dalam darah sedikit, 3. Ukuran besar eritrosit, berbentuk bulat padat, 4. Sitoplasma biru pucat, 5. Kromatin dan pigmen seperti P. vivax
e. Bentuk Makrogametosit : 1. Waktu timbul 12 – 14 hari, 2. Jumlah dalam darah sedikit, 3. Ukuran sebesar eritrosit berbentuk bulat padat, 4. Sitoplasma biru tua, 5. Kromatin dan pigmen seperti P. vivax

I.     Cara kerja
Dibuat sediaan apus darah tipis pada sebuah objek
Digenangi sediaan apus darah tipis dengan larutan giemsa yang diencerkan aquadest dengan perbandingan 1:4 ( 1bagian giemsa dengan 4 bagian air) ditunggu selama 15 menit.
Dibilas dengan air mengalir, dikeringkan sisa air dengan cara di angin-anginkan beberapa saat.
Diamati dibawah mikroskop dan dibedakan bentuk shizon, tropozoid, dan gamet pada masing-masing preparat.
II.  Alat dan Bahan
Alat :
1.      Mikroskop
Bahan :
1.      Plasmodium vivax
2.      Plasmodium falciparum



E. Hasil pengamatan
1. Plasmodium falcifarum std. tropozoid tua
 
Cirinya :
a.       Vakuola cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada
b.      Parasit sangat kecil dan kompak
c.       Sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur
d.      Sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap kira- kira sebesar inti
e.       Biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk yang banyak jumlahnya.
2.      Plasmodium vivax std. Gametosit
Cirinya gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda,sedangkan sitoplasma berwarna biru. Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.

3.    Plasmodium falcifarum std. Gametosit
Cirinya : Gametosit berbentuk pisang, makrogametosit inti kompak (mengumpul) biasanya di tengan makrogametosit intinya menyebar.

4.        Tropozoid muda vivax
Cirinya :
a.       Ukuran besar
b.      Bentuk sangat irregular, vakuola nyata
c.       Kromatin titik-titik atau benang- benang
d.      Pigmen halus, warna kuning coklat
e.       Penyebaran partikel halus
f.       Penyebaran tersebar.

5.        Plasmodium vivax std. Skizon
Termasuk bentuk skizon Mature :
a.       Mengisi eritrosit
b.      Bentuk bersegmen
c.       Merozoit 14-16
d.      Ukuran sedang
e.       Pigmen berkumpul ditengah (kuning coklat).
6.    Plasmodium Falciparum Std. Gametosit
Cirinya :
a.       Bentuk pisang atau biji kacang kedele
b.      Pada bagian yang tebal dari sediaan, dapat berbentuk bulat, bujur telur atau kelihatan agak rusak
c.       Dapat bersama-sama bentuk cincin atau tanpa cincin

F. Pembahasan
            Percobaan kali ini bertujuan untuk mengamati dan memahami teknik pengecatan giemsa yang baik serta melakukan pengamatan plasmodium dan dapat membedakan bentuk shizon, tropozoit, dan gamet dari masing-masing jenis plasmodium. Pewarnaan giemsa (giemsa stain) adalah teknik pewarnaan untuk pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti malaria yaitu gustav giemsa. Pewarnaan ini digunakan untuk membedakan inti sel dan merfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam darah. Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne parasite). Pada percobaan ini tidak melakukan pengecatan giemsa karena keterbatasan waktu dan infrastruktur, praktikan tidak mempraktikan metode pewarnaan giemsa namun hanya mengamati sampel yang telah diwarnai dengan pewarnaan giemsa di bawah mikroskop.
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium. Ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, yaitu plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-14 hari, plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium malaria dengan masa inkubasi 7-30 hari. Parasit-parasit tersebu ditularkan pada manusia melalui gigitan seekor nyamuk dari genus  anopheles.  Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah demam, anemia, panas dingin, dan keringat dingin. Untuk mendiagnosa seseorang menderita malaria adalah dengan memeriksa ada tidaknya plasmodium pada sampel darah. Namun yang seringkali ditemui dalam kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax.
Sediaan darah yang digunakan dalam identifikasi plasmodium pada praktikum ini adalah sediaan apus darah tipis yang digenangi dengan larutan giemsa yang telah diencerkan dengan aquades dengan perbandingan 1:4 kemudian dibilas dengan air setelah ditunggu selama 15 menit lalu masing-masin preparat diamati dibawah mikroskop pada perbesaran 40 kali.
Ciri-ciri stadium plasmodium falcifarum dalam sediaan apus darah tipis adalah :
Ø  Tropozoit awal
a.       Ukuran 1/5 dari eritrosit
b.      Bentuk cincin sangat halus
c.       Kromatin titik halus sering kali dua
d.      Tidak terdapat bentuk acole
e.       Tidak terdapat pigmen
Ø  Tropozoit sedang berkembang
a.    Jarang terlihat dalam darah perifer
b.    Mempunyai ukuran kecil
c.    Berbentuk padat
d.   Vakuole tidak dikenal
e.    Kromatin titik atau batang
f.     Berpigmen bentuk kasar
Ø  Skizon Imature (muda)
a.    Jarang terlihat dalam darah perifer
b.    Ukuran hampir mengisi eritrosit
c.    Pigmen berkumpul ditengah
d.   Kromatin ini banyak berupa massa ireguler
Ø  Skizon matur (tua)
a.    Jarang terlihat dalam darah perifier
b.    Ukuran hampir mengisi eritrosit
c.    Bentuk berpigmen
d.   Pigmen berkumpul ditengah.
Ø  Makrogametosit
a.    Jumlah dalam darah banyak
b.    Ukuran lebih besar daripada eritrosit
c.    Bentuk bulan sabit ujung runang/ bulat
d.   Sitoplasma biru tua
e.    Kromatin granula padat dekat pusat
f.     Pigmen granula hitam dan inti padat/bulat.
Ø  Mikrogametosit
a.    Waktu timbul 7 – 12 hari
b.    Jumlah dalam darah banyak
c.    Ukuran lebih besar daripada eritrosit
d.   Bentuk seperti pisang
e.    Sitoplasma biru kemerahan
f.     Kromatin granula halus tersebar
g.    Pigmen granula gelap tersebar

Dari hasil perbandingan didapat bahwa terdapat kemiripan baik dari segi pengamatan dibawah mikroskop (gambar) maupun daro segi deskripsi ciri-cirinya. Pada percobaan ini dalam penggunaan pengecatan giemsa diterapkan pada olesan spesimen lain. Digunakan untuk mengamati protozoa pada olesan darah, riketsia didalam sel-sel tertentu dan nukleus pada bakteri.

Perbedaan stadium dengan plasmodium


Spesies


Stadium
p. falciparum
p. malariae
p. vivax
p. ovale
Tropozoit muda
Cincin halus, infeksi mulripel, kromatin kecil 1-2 titik
Cincin tebal, kromatin 1 titik
Cincin tebal, tidak teratur, 1 kromatin titik
Cincin tebal, kromatin 1 titik
Tropozoit muda
Cincin membesar, agar tidak teratur
Bulat, kromatin di tengah, pita pigmen jelas
Tidak teratur, amoeboid
Bulat, kompak
Skizon
Berisi 8 – 23 merozoit
8 – 10 merozoit, tersusun roset pigmen di tengah
12 -18 merozoit, susunan tidak teratur
8 – 14 merozoit, susunan tidak teratur
Gametosit
Bentuk bulan sabit, jantan agak kemerahan, kromatin difus; betina kebiru-biruan, kromatin padat
Lonjong atau ; bulat bentuk jantan kromatin difus
Lonjong atau bulat jantan kromatin difus
Lonjong atau bulat jantan kromatin difus

G. Kesimpulan
1. Pengecatan teknik giemsa yang baik dapat menghasilkan suatu hasil yang bagus
2. Mengentahui perbedaan antara shizon, tropozoit, dan gamet dari masing-masing jenis plasmodium
 

H.                DAFTAR PUSTAKA
1.      Anonim,availabl at http://en.wikipedia.org/wiki/Giemsa_stain diakses tanggal 27 Oktober 2012
2.      Anonim, available at http://cabogun.blogspot.com/2012/08/teknik-pewarnaan-giemsa.html 26 Oktober 2012
3.      Susanto L.P. W,. Astuty H. Diagnosis of malaria by the rapid manual test. Med J Indones 1995;4:24-9
4.      Dachlan YP. Imunodiagnosis penyakit malaria pada anak. Kumpulan naskah symposia. Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak  IX, Semarang : BP UNDIP, 1993.h.55-68.
5.      Anonim, available at http://percikcahaya.blogspot.com/2010/09/cara-menemukan-parasit-malaria.html akses tanggal 27 Oktober 2012
6.      Natadisastra,Djaenudin, dan Ridad AGOES,  2005,  Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hal 224-229
7.      Anonim, available at http://aakbandaaceh.wordpress.com/2011/12/04/cara-mudah-mengidentifikasi-parasit-malaria/ akses tanggal 28 Oktober 2012